Monday, June 18, 2007

SUMBER-SUMBER MANAJEMEN
Pada bagian sebelumnya kita telah membahas serangkaian dari kegiatan manajemen.. Seorang manajer tidak akan fungsi jika tidak adanya sumber-sumber atau sarana yang harus dimafaatkan dan didayagunakan. Sumber-sumber manajemen tersedia di Aceh ini. Sumber/sarana yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Manusia (Man) sebagai sumber tenaga kerja dan kerja sama
2. Uang (Money) sebagai dana/biaya
3. Bahan (Material)
4. Peralatan (Equipment)
Manusia (Man)
Seorang pemimpin tidak akan dapat bekerja dan mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan seorang diri. Jelasnya manusia merupakan sebagai sumber tenaga dan kerja sama sangat penting dan mutlak. Manusia adalah sebagai makhluk berakal, maka sangat diperlukan ilmu pengetahuan yang cukup untuk membimbing akal untuk memuas hawa nafsunya. Sekarang tinggal anda sebagai manajer baru bagaimana cara memberdayakan sumber daya manusia di Aceh. Jangan seperti masa rekonstruksi dan rehabilitas ini banyak sumber daya manusai lokal yang nganggur karena tidak terpakai karena lebih diutamakan dari luar daerah, sehingga ibarat kata orang tua-tua : “ Buya tamong meurazeuki, Buya gampong teudong-dong”. Yang kwalitas dan kwantitas dari sumber daya manusia lokal tak jauh beda dari dari luar daerah, hanya kesempatan saja tidak diberikan. Padahal sumber lokal lebih mengerti tentang apa-apa kepentingan untuk memenuhi kebutuhan Aceh ini.
Uang (Money)
Manusia dengan segala kesanggupan dan kemauannya saja tidak dapat mewujudkan tujuannya tampa ada biaya. Hal ini sangat terasa apabila diingat bahwa uang adalah alat tukar satu-satunya di dunia moderen. Karena segala sesuatu sudah dapat dinilaikan dengan uang. Anda sebagai manager harus mengontrol peredaran uang di Aceh. Jangan seperti sekarang ini, walaupun banyak sekali dana berupa uang yang mengalir ke Aceh. Tetapi sangat disayang roda keuangan terbebut berputar di luar Aceh, karena banyak orang-orang yang berduit tersebut lebih senang membelajakan atau menghabiskannya di luar daerah setiap akhir pekan. Sehingga perputaran uang di Aceh tak lebih hanya bersifat mikro yang menguntungkan segelintir orang saja.
Bahan (Material)
Dalam terminology manajemen di negara kita bahan (material) sering disebut perbekalan. Didalam konteks ini istilah bahan-bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi pimpinan. Jadi tidak hanya bersifat fisik tetapi juga non fisik seperti data dan informasi. Seperti kita ketahui masih cukup banyak hasil alam yang simpan di daratan maupun perairan Aceh yang belum terurus. Dalam pengolaan sumber daya alam tersebut jangan cuma memikirkan nilai ekonomis saja, tetapi nilai kaedah ekosistem sekitarnya juga harus dipikirkan. Anda sebagai manager tahu betul bagaimana cara untuk meningkatkan mutu dari sumber tersebut menjadi berguna dan berharga. Jangan seperti sekarang ini banyak sekali proyek-proyek marcusuar yang menelam dana yang besar yang akhirnya terbengkalai sehingga sia-sia saja. Umum penyebab utamanya adalah karena pada saat penggalian gagasan idenya hanya berpedoman pada study tour keluar daerah, bukan dari hasil pengolahan data statistik dimana proyek tersebut akan dilaksanakan. Satu lagi hal yang perlu diperhatikan adalah teknologi informatika ditingkatkan, jangan sampai rakyat gagap akan teknologi imformasi tersebut. Karena dengan merakyatnya teknologi informasi tersebut transfer teknologi akan cepat tercapai yang dapat membebaskan rakyat dari keisoliran. Jangan sampai rakyat ini selalu produsen sekaligus komsumen dari bahan produksi yang keruk di Aceh.
Peralatan (Equipment)
Supaya manusia bekerja dengan efesien dan efektif dan lagi pula tenaga fisik manusia terbatas, cepat lelah, maka diperlukan alat pembantu. Peralatan tersebut sangat diperlukan untuk membantu dalam mengolah berbagai sumber daya yang telah tersebut diatas. Semakin canggih peralatan yang dipergunakan makin bagus pula hasil yang diperoleh. Dalam hal pemilihan peralatan tersebut anda jangan suka membohongi kami rakyat, seperti manager yang terdahulu suka memakai peralatan-peralatan second yang sudah rusak padal baru setengah masa pemakaiannya. Sehingga kami sebagai rakyat selalu merasa dirugikan.

Sekarang ini tergantung para manajer bagaimana caranya bisa memancing para investor untuk memberdayakan sumber-sumber manajemen ini. Untuk itu segala sarana dan prasarana harus segera dibenahi. Misalkan dibangun jalur transfortasi supaya hasil bumi rakyat mudah dipasarkan. Akses telekomunikasi yang lebih merakyat agar segala potensi yang ada bisa cepat terpublikasikan. Persediaan bahan bakar dan energi listrik cukup. Untuk satu tujuan semua membuktikan kembali kebanggaan masa lampau dengan meraih kejayaan masa depan.
SERANGKAIAN KEGIATAN MANAJER BARU

Dua sejarah baru telah tercatat di Aceh. Pertama dengan pelaksanaan pilkada yang mendapat pujian hampir seluruh dunia karena suksesnya berlansung di daerah pasca komplik dan bencana. Dan yang kedua baru sekarang dalam sejarah Aceh seorang pemimpin dipilih secara langsung oleh rakyatnya.
Dari hasil pilkada itulah telah menghasilkan manajer baru yang akan menjadi pemimpin kita 5 tahun kedepan di Aceh ini. Bagaimana jalannya roda pemerintahannya? Itu yang kita nikmati bersama. Mudah-mudahan akan sesukses dengan pelaksanaan pilkada tersebut. Yang pasti kita harapkan mereka yang telah kita tersebut sudah siap untuk menerima dan menjalankan amanah ini.
Dan kunci sukses dari seorang manajer tahu tentang fungsi manajemen. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita berbicara tentang manajemen. Setiap orang memberikan pengertian yang berbeda-beda, namun pada dasarnya dapat kita berikan satu pengertian. Manajemen adalah merupakan proses kegiatan seorang pemimpin yang dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang ilmiah dan praktis untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan kerja sama dengan orang lain serta memanfaatkan sumber-sumber yang diperlukan. Jadi maksud dan hakekat manejemen adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu harus ada kerja sama dan pemamfaatan sumber-sumber yang diperlukan, hal ini dilakukan oleh pemimpin.
KEGIATAN/FUNGSI
Untuk dapat bekerja secara efektif sebagai pemimpin sangat diperlukan pemahaman tentang bagaimana organisasi berfungsi, maka dia harus melakukan serangkaian kegiatan atau fungsi yang tepat berupa :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan/pendorong
4. pengendalian
1. Perencanaan
Pada masa kampanye atau masa memperkenalkan diri kepada publik dulu anda telah mamaparkan bagaimana program kerja jika nantinya anda jadi pimpinan, dalam melakukan suatu tindakan terlebih dahulu menentukan apa yang akan dilakukannya, bagaimana menggunakan sumber-sumber atau sarana-sarana dan waktu secara efesien dan efektif. Yang pasti kami sebagai rakyat sudah mimilih anda sebagai pemimpin, karana menurut kami anda mempunyai perencanaan yang strategis dan matang untuk dapat membawa perubahan bagi kami. Janji-janji yang dipaparkan pada masa-masa kampanye itu adalah utang yang sekarang akan kami tagih selaku rakyat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penyusun pembagian kerja kedalam unit-unit kerja dan fungsi –fungsinya, serta menetapkan orang-orangnya yang akan menduduki fungsi-fungsi tersebut dan menetapkan wewenang dan tanggung jawabnya sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada kami selaku rakyat.. Dalam penempatannya haruslah orang yang betul-betul mengerti dibidang tersebut dan tahu akan kepentingan kami, jangan nantinya ulama dibagi proyek, guru ditugasi menghitung proyek dan Dokter mengawasi proyek jadi siapa lagi yang mengajari kami dan mengobati sakit kami. Tegasnya pengorganisasian adalah untuk menyusun pembagian kerja kerja dan menetapkan orang setepat-tepatnya supaya perencanaan dan pelaksanaan kerja berjalan dengan sebaik-baiknya. Dan jangan yang gila akan kehormatan, karena kami butuh pelayanan bukan untuk menghormat.
3. Pengarahan/pendorong
Faktor manusia adalah yang terpenting didalam proses manajemen. Betapapun hebabnya rencana dan pengorganisasiannya tetapi kalau tidak ada manusianya yang akan melaksanakan tentu tidak akan jalan, semua hanya akan merupakan khayalan belaka. Dismping itu manusia sebagai makhluk yang berakal dia mempunyai pula emosi perasaan, keinginan , cita rasa dan lain sebagainya. Karena itu sangat dibutuhkan kebijaksanaan, kearifan dan ketelitian pepimpin.
Pemimpin harus pandai memegang perasaan yang dipimpinya. Kita ambil contoh bagaimana kepemimpinan pada masa Khalifah Umar Bin Khatab dan Khalifah Umar Bin Abdul Azis, meraka memimmpin dengan sangat adil sampai-sampai jika negara dilanda kelaparan biar dia dulu yang merasakan lapar dan rakyatnya belakangan atau sebaliknya jika rakyat merasakan kekenyangan biar rakyat duluan yang merasakan kenyang dan dia belakangan. Itu sifat pemimpim yang kami rindukan, semoga para pemimpin kami dapat mengikuti jejak kedua Khalifah tersebut, minimal jika kami harus merasa lapar dia juga ikut merasakan lapar atau jika kami kekenyangan dia juga ikut merasakannya. Jangan sebaliknya ketika kami lagi kesusahan anda malah hilir mudik dengan mobil mewah dengan pangawal bemuka galak dan bersenang-senang di rumah megah dilengkapi dengan anjing pelacak atau bolak-balik tour keluar daerah sehingga lupa kepada kami sebagai rakyat anda.
4. Pengendalian
Pengendalian sangatlah penting agar kegiatan tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan. Pengendalian harus dilakukan secara kontinyu sehingga mudah diadakan penilaian dan penyempurnaan, mudah pula diketahui hambatannya. Jangan sampai kami rakyat dijadikan musuh kaum elit oleh penguasa. Jika nanti ada staf anda yang menyimpang atau tidak mampu melaksanakan fungsinya harus segera ditindak atau kalau perlu segera diganti. Bagaimanakah tingkat keberhasilannya minimal hari ini lebih baik dari kemarin dan begitu seterusnya. Sehingga tercapai tujuan akhir yaitu kesejahteraan hidup kita bersama.
Akankah manajer baru kita itu akan segera membawa perubahan di Aceh? Yang pasti kalau dulu kita sebagai nelayan akan kembali kelaut, kalau pedagang akan kembali ke pasar dan kalau petani akan kembali ke ladang/sawah. Yang pasti harapan kita semua agar kedamaian akan terus terjaga supaya hasil tangkapan daripada nelayan dan hasil panen daripada petani dapat diperdagangkan ke pasar tampa ada kutipan atau pemerasan liar di tengah jalan. Sehingga roda perekonomiaan kita selaku rakyat dapat berputar dengan lancar.
Dan satu lagi pengharapan kita untuk para manajer baru kita itu jangan terus membuai rakyat dengan mimpi-mimpi kebanggaan masa lalu dan impian kejayaan masa depan yang tak berukur. Yang kita inginkan sekarang adalah terwujudnya masyarakat Aceh yang lebih maju dalam setiap aspek kehidupan.
ACEH

Letak geografis Aceh sangat strategis sekali, yang merupakan pintu gerbang Selat Malaka yang merupakan jalur perlayaran yang terpadat di dunia sesudah Terusan Suez. Karena itulah posisi Aceh sangatlah berpengaruh dalam kancah percaturan politik dunia, baik ekonomi maupun keamanan. Apalagi pasca tragedi Tsunami 26 Desember 2006 lalu, mengundang simpati seruruh dunia.
Beraneka ragam pendapat para ahli sejarah tentang asal mula nama Aceh. Diantaranya pendapat yang paling cocok adalah nama Aceh diambil dari bahasa Arab “Achieh” yang bemakna “Saudara”, dan sesuai ciri khas penduduknya yang sangat ramah tamah (friendly) terhadap para pendatang. Ada juga mengartikan ACEH ini adalah singkatan dari Arab – Cina – Eropa – Hindia, karena banyak penduduk yang mempunyai kemiripan dengan empat ras tersebut.
Bangsa Aceh sudah lama menjalin hubungan dengan dunia internasional, seperti berita ini yang tercatat di notes para pelopor penjelajahan samudera untuk mencari rempah-rempah. Padahal sebelum masa itu, sejak dari ribuan tahun yang lalu Bangsa Aceh sudah pernah menjalin hubungan dengan bangsa Mesir kuno. Seperti kita ketahui bahwa tradisi Mesir kuno selalu mengawet mayat raja-rajanya menjadi Mumi yang masih utuh tersimpan sampai sekarang. Bahan baku utama untuk pengawetan tersebut adalah kapur barus yang diperoleh dari bangsa timur jauh (Barousai/Barus) dan sejak lama bangsa Aceh dikenal sebagai penghasil kapur barus. Dan ada lagi kisah yang tidak pernah ditelusuri oleh pakar sejarah bahwa nama perairan Aceh juga ada tersebut dalam cerita seribu satu malam yang merupakan cerita rakyat terkenal dari negeri Irak. Pada kisah Pertualangan Simbat ketika mengarungi lautan mereka pernah tersasar ke perairan Aceh atau ke pulau Sabang. Ada juga literatur lain yang mengabarkan tentang Aceh dalam kitab Peripous tes Erythras Thalasses dan kitab Geographike Hyphegenis yang ditulis oleh nahkoda Yunani-Mesir pada permulaan Tarikh Masehi
Tingkat kebudayaan bangsa Aceh sudah maju sekali, ini dibuktikan dengan sisa-sisa peninggalan yang masih tertinggal sampai sekarang. Ada yang masih digunakan/ diingat dan ada juga yang sudah terlupakan karena pengaruh asing yang sudah membudaya pada generasi sekarang ini. Orang Aceh sudah lama mengenal dengan ilmu standar satuan (Acehness Units) seperti Meuseuti, Seuningkoi, Jeungkai, Haih, Deupa untuk menyatakan jarak, yok untuk luas, Kai, Cupak, Are, Gantang, Gunca, Kateng, untuk volume dan Saga, Bungkai, Mata, Gupang, Tahil, Mayam untuk berat. Standar satuan (Acehness Units) ini yang menjadi referensi dari standar ukuran orang Melayu. Selain itu juga mempelajari ilmu astronomi yang selalu untuk pertanian dan turun ke laut untuk mencari ikan atau melakukan pelayaran, ilmu ini disebut dengan keuneunong, yang sekarang sudah mulai terlupakan. Selain ilmu Astrologi untuk menentukan perjodohan semacam zodiak dan ilmu tentang cara membuat rumah atau bangun lainnya dari pemilihan lokasi, bahan bangunan sampai dekorasi serta waktu yang cocok untuk mulai membangun atau kalau istilah orang Cina Feng Shui. Tapi sungguh sangat disayangkan ilmu-ilmu tersebut sudah mulai meredup karena para generasi sekarang ini tidak dipakai lagi sehingga mulai dilupakan, karena lebih suka menggunakan astrologi yang dibawa oleh orang asing walaupun kurang cocok dengan budaya kita.
Begitu juga dengan tata negara atau pemeritahannya sangat bagus sekali. Kerajaan Aceh berbentuk federasi dipimpin oleh seorang raja/sultan, daerahan bawahannya dipimpin oleh raja kecil atau ulebalang. Aceh adalah bangsa pertama di Asia Tenggara yang menggunakan mata uang, dengan mata uangnya Derham Aceh atau Peng yang terbuat dari emas dan perak. Setiap daerah keulebalangan bebas mengadakan hubungan dagang antar daerah dan dengan luar negeri. Karenanya daerah pesisir banyak yang berkembang menjadi bandar ekspor-impor terkenal dan sangat ramai disingahi oleh kapal asing. Penduduk di daerah pedalaman selalu menjual hasil buminya ke pesisir dan juga membeli kebutuhan hidup lainya dari sana. Sehingga antara pesisir dan pedalaman saling membutuhkan, dengan adanya perdagangan antar daerah inilah yang menjadi motor penggerak perekonomian rakyat. Prinsip inilah merupakan awal cikal bakal sistem perdagang bebas yang diterapkan oleh negara-negara di dunia sekarang ini. Pada mulanya orang Inggris meniru darinya Aceh, kemudian dikembangkan di Inggris dan kemudian ditiru oleh Bangsa Eropa dan sekarang berkembang keseluruh dunia.
Tapi sekarang ini Aceh dikenal di seantero dunia tak lebih sebagai daerah paska bencana alam yang merengut ribuan nyawa dan daerah bekas komplik yang mempunyai cadangan kekayaan alam yang sangat menggiurkan. Maka tidak heran banyak orang merasa mempunyai kepenting tersendiri di Aceh ini. Ada yang iklas membantu, ada yang sekedar untuk tour (studi banding) saja, ada yang membantu rekonstruksi dengan misi terselubung lainnya. Tapi sangat disayangkan ada juga yang mau menjadi musibah Aceh sebagai komoditi ekspor yang sangat laku di luar negeri. Mereka mengumpul data-data penderitaan yang kemudian dibungkus dengan janji-janji untuk dijual untuk mencari keuntungan pribadi.
Sekarang saatnya Aceh harus bangkit kembali dan tidak boleh terus bermanja diri. Kita jangan selalu terbuai dengan kebanggaan masa lalu dan impian kejayaan masa depan. Marilah kita jadikan sejarah masa lampau itu sebagai cambuk demi untuk meraih hari esok yang lebih baik daripada hari ini.