Wednesday, July 25, 2007

APA ARTINYA SAMPAH

Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakainya semula, tetapi sebagian jenis sampah ada kemungkinan dapat digunakan untuk keperluan lain, karena sampah merupakan sumber daya yang masih dapat dimanfaatkan. Jenis sampah pada umumnya berbentuk organik dan anorganik. Sampah menurut sumbernya berasal dari berbagai macam aktivitas manusia, antara lain sebagai berikut:
Ø Sampah dari pemukiman
Ø Sampah dari pertanian dan perkebunan
Ø Sampah dari sisa bangunan gedung
Ø Sampah dari perdagangan dan perkantoran
Ø Sampah dari industri
Selain itu ada juga dikatagorikan sebagai sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Contohnya:
Ø Sampah dari rumah sakit, seperti jarum suntik bekas, botol infus, pembalut, obat-obatan dan lain-lain.
Ø Baterai bekas yang mengandung logam berat seperti air raksa dan kadmium.
Ø Bola lampu
Ø Pelarut dan cat
Ø Sampah pertambangan
Ø Zat-zat kimia seperti insektisida
Pengelolaan sampah yang tidak memadai dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan serta memberikan dampak negatif pada keadaan sosial ekonomi. Terhadap lingkungan, sampah dapat menyebabkan matinya beberapa jenis organisme karena tercemar, lingkungan jadi kurang menyenangkan bagi masyarakat. Dari segi kesehatan dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, penyakit kulit, kholera, dan lain lain.
Dari sudut pandang ekonomi, sumber daya mengandung makna sebagai suatu masukan (input) dalam suatu proses produksi yang menghasilkan produk yang bermanfaat, berupa barang atau jasa dan terakhir bahan buangan yang merupakan sampah. Sumber daya alam ada dua macam, yaitu sumber daya alam terbarui dan tak terbarui. Sumber alam terbarui bersifat alami (pemulihan oleh alam), meski demikian perlu diperhatikan bahwa eksploitasi harus diimbangi dengan pola pemulihan yang berimbang. Contoh: hasil hutan, pertanian. Sumber daya tak terbarui bersifat sekali pakai habis, karena tidak ada cadangan dan pemulihannya perlu waktu jutaan tahun. Contohnya energi fosil, mineral. Tidak ada sampah di alam; segala sesuatu dapat diuraikan oleh mikroorganisme dan masuk kembali ke siklus alam sebagai nutrisi bagi makhluk lain.
Proses di industri menghasilkan sampah yang seringkali tidak dapat didaur ulang oleh alam. Pengemasan harus melalui proses produksi yang panjang, dan ini memakan waktu lebih lama bagi suatu produk untuk sampai ke konsumen. Hal ini membuat kontradiksi bagi produk modern; pada satu sisi kemasan membuat produk mudah dibawa dan lebih terlindung, namun di sisi lain penggunaannya hanya sekali pakai dan jarang sekali yang dapat didaur ulang. Jika dibuang ke lingkungan, kemasan ini tidak dapat diuraikan dan mungkin beracun sehingga mencemari lingkungan.
Kemasan tradisional, yang terbuat dari sumber daya alam terbarui lebih aman bagi lingkungan karena dapat diuraikan secara alami. Pengelolaan sampah di negara berkembang sering mengalami kesulitan, karena belum ditemukannya teknologi yang bisa dioperasikan oleh negara itu sendiri.
Timbulan sampah di antara kota yang satu dengan kota yang lain di Indonesia sangat berbeda jumlahnya / volumenya, walaupun jenis dan sumber sampahnya sama. Permasalahan yang lain adalah adanya sampah impor dari negara lain yang mungkin mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) dan dapat bersaing dengan kegiatan daur ulang dalam negeri.
Industri harus selalu diingatkan akan pentingnya kemasan yang ramah lingkungan dan sekaligus hemat energi. Pihak industri bertanggung jawab atas pendauran ulang sampah, termasuk kemasan bekas. Para konsumen harus mempunyai prinsip menghindari dan mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak dapat di daur ulang, memilih barang yang tahan lama dan bersedia mendaur ulang sampahnya.
Sistem perdagangan harus mengatur, bahwa kemasan yang dipasarkan harus mencantumkan kode tahun produksi, ijin dari Depkes, masa berlaku barang dan juga info bahwa produk tersebut tidak merusak lingkungan. Hal ini masih sulit, mengingat banyaknya produk yang ada, disamping peraturan pemerintah masih lemah.
Pemberlakuan hukum lingkungan bagi pencemar harus dilakukan secara transparan. Kebijakan eco-labelling dan eco-balancing segera diterapkan terhadap industri. Lembaga Konsumen, selaku pengawas sekaligus pemonitor harus mengacu pada konsep kelestarian lingkungan terhadap produk-produk yang beredar di pasar.
Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, komposting dan juga untuk biogas. Sampah anorganik dapat di daur ulang atau di proses menjadi produk baru (misalnya gelas, kertas, karton, logam, plastik). Usahakan mengumpulkan barang-barang sekunder, seperti kertas, secara terpisah dan jual ke pasar loak. Pendapatan rumah tangga Anda akan meningkat. Campuran sampah yang tidak dapat di daur ulang dibuang ke Sanitary Landfill atau dibakar di sebuah tempat pembakaran.
APA ARTINYA SAMPAH

Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakainya semula, tetapi sebagian jenis sampah ada kemungkinan dapat digunakan untuk keperluan lain, karena sampah merupakan sumber daya yang masih dapat dimanfaatkan. Jenis sampah pada umumnya berbentuk organik dan anorganik. Sampah menurut sumbernya berasal dari berbagai macam aktivitas manusia, antara lain sebagai berikut:
Ø Sampah dari pemukiman
Ø Sampah dari pertanian dan perkebunan
Ø Sampah dari sisa bangunan gedung
Ø Sampah dari perdagangan dan perkantoran
Ø Sampah dari industri
Selain itu ada juga dikatagorikan sebagai sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Contohnya:
Ø Sampah dari rumah sakit, seperti jarum suntik bekas, botol infus, pembalut, obat-obatan dan lain-lain.
Ø Baterai bekas yang mengandung logam berat seperti air raksa dan kadmium.
Ø Bola lampu
Ø Pelarut dan cat
Ø Sampah pertambangan
Ø Zat-zat kimia seperti insektisida
Pengelolaan sampah yang tidak memadai dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan serta memberikan dampak negatif pada keadaan sosial ekonomi. Terhadap lingkungan, sampah dapat menyebabkan matinya beberapa jenis organisme karena tercemar, lingkungan jadi kurang menyenangkan bagi masyarakat. Dari segi kesehatan dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, penyakit kulit, kholera, dan lain lain.
Dari sudut pandang ekonomi, sumber daya mengandung makna sebagai suatu masukan (input) dalam suatu proses produksi yang menghasilkan produk yang bermanfaat, berupa barang atau jasa dan terakhir bahan buangan yang merupakan sampah. Sumber daya alam ada dua macam, yaitu sumber daya alam terbarui dan tak terbarui. Sumber alam terbarui bersifat alami (pemulihan oleh alam), meski demikian perlu diperhatikan bahwa eksploitasi harus diimbangi dengan pola pemulihan yang berimbang. Contoh: hasil hutan, pertanian. Sumber daya tak terbarui bersifat sekali pakai habis, karena tidak ada cadangan dan pemulihannya perlu waktu jutaan tahun. Contohnya energi fosil, mineral. Tidak ada sampah di alam; segala sesuatu dapat diuraikan oleh mikroorganisme dan masuk kembali ke siklus alam sebagai nutrisi bagi makhluk lain.
Proses di industri menghasilkan sampah yang seringkali tidak dapat didaur ulang oleh alam. Pengemasan harus melalui proses produksi yang panjang, dan ini memakan waktu lebih lama bagi suatu produk untuk sampai ke konsumen. Hal ini membuat kontradiksi bagi produk modern; pada satu sisi kemasan membuat produk mudah dibawa dan lebih terlindung, namun di sisi lain penggunaannya hanya sekali pakai dan jarang sekali yang dapat didaur ulang. Jika dibuang ke lingkungan, kemasan ini tidak dapat diuraikan dan mungkin beracun sehingga mencemari lingkungan.
Kemasan tradisional, yang terbuat dari sumber daya alam terbarui lebih aman bagi lingkungan karena dapat diuraikan secara alami. Pengelolaan sampah di negara berkembang sering mengalami kesulitan, karena belum ditemukannya teknologi yang bisa dioperasikan oleh negara itu sendiri.
Timbulan sampah di antara kota yang satu dengan kota yang lain di Indonesia sangat berbeda jumlahnya / volumenya, walaupun jenis dan sumber sampahnya sama. Permasalahan yang lain adalah adanya sampah impor dari negara lain yang mungkin mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) dan dapat bersaing dengan kegiatan daur ulang dalam negeri.
Industri harus selalu diingatkan akan pentingnya kemasan yang ramah lingkungan dan sekaligus hemat energi. Pihak industri bertanggung jawab atas pendauran ulang sampah, termasuk kemasan bekas. Para konsumen harus mempunyai prinsip menghindari dan mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak dapat di daur ulang, memilih barang yang tahan lama dan bersedia mendaur ulang sampahnya.
Sistem perdagangan harus mengatur, bahwa kemasan yang dipasarkan harus mencantumkan kode tahun produksi, ijin dari Depkes, masa berlaku barang dan juga info bahwa produk tersebut tidak merusak lingkungan. Hal ini masih sulit, mengingat banyaknya produk yang ada, disamping peraturan pemerintah masih lemah.
Pemberlakuan hukum lingkungan bagi pencemar harus dilakukan secara transparan. Kebijakan eco-labelling dan eco-balancing segera diterapkan terhadap industri. Lembaga Konsumen, selaku pengawas sekaligus pemonitor harus mengacu pada konsep kelestarian lingkungan terhadap produk-produk yang beredar di pasar.
Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, komposting dan juga untuk biogas. Sampah anorganik dapat di daur ulang atau di proses menjadi produk baru (misalnya gelas, kertas, karton, logam, plastik). Usahakan mengumpulkan barang-barang sekunder, seperti kertas, secara terpisah dan jual ke pasar loak. Pendapatan rumah tangga Anda akan meningkat. Campuran sampah yang tidak dapat di daur ulang dibuang ke Sanitary Landfill atau dibakar di sebuah tempat pembakaran.
HILANGNYA BERKAH PERTANIAN



Sebagian besar penduduk di Aceh Besar bermata pencaharian sebagai petani atau yang lebih tepat lagi disebut adalah sebagai buruh tani. Sebutan buruh tani ini sangat cocok karena pada umumnya lahan/sawah yang mereka garap adalah kepunyaan orang lain. Sistim bagi hasilnya adalah dikenal dengan sistim bulung seperti di daerah kami ; biasanya dua pertiga untuk si penggarap dan sepertiga untuk yang punya sawah sebagai sewa lahan.
Kalau dulu dalam setahun sekali turun ke sawah dan hasil panennya cukup untuk makan setahun pula. Dengan adanya saluran irigasi dari kreung Jreu sudah memungkin dua kali turun ke sawah dalam setahun. Begitu juga hasil yang diperoleh sekarang sampai dua kali dari hasil dulu. Namun demikian hasilnya kadang kala tidak cukup lagi untuk setahun. Karena begitu hasis panen sebagian dari hasilnya terpaksa dijual untuk bayar hutang. Maka tidak jarang petani-petani tersebut kemudian harus membeli beras untuk makan sehari-hari. Mungkin ini karena tidak ada lagi berkah lagi dari hasil pertanian.
Kalau ditinjau lebih jauh penyebab utama adalah masalah zakat hasil pertanian. Kerena zakat merupakan salah satu bentuk hubungan vertikal antara manusia dengan tuhannya. Walau para petani itu selalu taat menunaikan zakat namun secara sadar atau tidak sadar mekanisme perhitungan nisab untuk mengeluarkan zakat itulah yang salah. Seperti pada umumnya hasil panen mereka sesudah dipotong dengan biaya garap sawah dan bulung untuk yang punya lahan, baru hasil yang tinggal pada mereka dikeluarkan zakat jika sampai hisabnya.
Seperti contoh kasusnya berikut ini : umpanya Si A menggarap sawah Si B yang luasnya 250 m2 ( 1 yok), sesuai dengan kesepakatan sebagai sewa Si A harus harus menyerahkan sepertiga dari hasilnya kepada Si B sebagai bulung. Jika diperoleh hasilnya 150 kaleng dipotong untuk ongkos garap 30 kaleng sisanya 120, kemudian dari sisa itu 40 kaleng sebagai bulung kepada Si B dan hasil bersih untuk Si A 80 kaleng. Hisab zakat di daerah kami jika hasilnya sampai 100 kaleng maka zakatnya 10 kaleng. Karena Si A beranggapan hasil yang ia peroleh hanya 80 kaleng maka menurut anggapan ia tidak sampai hisab Zakat. Padahal menurut mekanisme sebenarnya adalah dari hasil panen 150 kaleng Si A sudah kena wajib zakat 15 kaleng.
Anggapan seperti Si A ini sudah sangat lama berkembang di daerah kami khususnya Blang Raya, mungkin Blang-blang di daerah lain juga sama kasusnya. Sehingga para petani sekarang ini sudah berkekalan dengan dosa. Dengan rusaknya hubungan vertikal dengan tuhannya juga mengganggu hubungan horizontal antara manusia dengan manusia. Karena itulah pertanian sekarang sudah tidak ada berkah lagi. Begitu juga dengan rasa sosial antar petani sudah sangat kurang.
Dampak lansung bagi para petani adalah hasil pertaniannya tidak sebanding lagi dengan ongkosnya. Karena mahalnya harga pupuk dan obat-abatan pembasmi hama atau pestisida. Biarpun harganya pupuk masih terjangkau oleh petani namun ketika petani membutuhkannya malah pupuk sering langka di pasaran. Begitu juga dengan serangan berbagai macam hama yang sangat mengganggu tanaman padi di sawah walaupun sudah diberikan obat-obat pembasmi hama, sehingga dapat menurunkan hasil panen dan kadang kala sampai tidak ada hasil panen sama sekali.
Begitu juga masalah sistem pengairan sawah, debit air di Waduk Kreung Jreu sudah berkurang dan hampir tidak cukup lagi untuk mengairi persawahan. Apalagi pembagian jatah air tidak menentu pula, kadang kala di saat padi sawah sangat membutuhkan air tidak ada air di saluran irigasi dan pada saat tidak dibutuhkan air melimpah di saluran irigasi. Ini sangat dirasakan oleh petadi di saat-saat musim kemarau, sawah-sawah sering kali kekeringan akibat tidak ada air di saluran irigasi. Dan tidak jarang padi-padi itu harus dipotong untuk makanan ternak karena sudah layu sebelum masa panen tiba. Sehingga para petani sering harus berebutan air untuk sawahnya. Gara-gara harus berebutan air maka sering kali terjadi pertengkaran mulut antar sesame petani yang berujung sampai kepertumpahan darah.
Kasus-kasus ini tidaklah boleh dianggap sepele karena dapat memutuskan tali silaturrahmi. Pihak-pihak yang bersangkutan harus segera turun tangan untuk menuntaskan kasus itu. Dan peran kejreun blang harus difungsikan kembali, begitu juga dengan Tengku Gampong jangan hanya mengumpul zakat saja, tetapi harus menjelaskan juga bagaimana mekanisme perhitungan hisab zakat sebenarnya. Makanya Kejreun Blang perlu dilibatkan pula sebagai Amil Zakat supaya mudah untuk mensosialisasi mekanisme perhitungan nisab sebelum mengeluarkan zakat dan untuk mengumpul zakat.
Dengan betulnya mekanisme perhitungan hisab zakat tersebut maka dapat memperbaiki kembali hubungan vertikal dengan tuhan. Sehingga para petani terbebas dari dosa yang berkekalan. Dan dengan sendirinya hubungan horizontal antar manusia akan terperbaiki pula. Karena dengan adanya pembagian zakat akan sangat membantu bagi yang membutuhkan sehingga rasa sosial akan kembali tumbuh. Semoga berkah dari pertanian akan diperoleh kembali.

Wednesday, July 11, 2007

SAMPAH MASYARAKAT

Sebagai manusia kita tidak bisa hidup sendiri walaupun sudah dibekalli dengan akal pikiran. Untuk meneruskan kelangsungan hidup maka terjadilah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Hubungan interaksi antar bagian ini membentuk suatu jaringan yang berupa suatu sistem. Sistem ini merupakan persaingan hidup yang berlansung sangat ketat.
Dampak yang ditimbulkan pada sistem ini sangat tergantung dari bagaimana jalannya suatu proses tersebut. Jika proses berlangsung stabil maka outputnya pun akan bagus pula, namun sebaliknya jika proses tidak stabil maka outputnya pun tidak seperti yang diharapkan dan akan berdampak negatif terhadap sistem itu. Dan dapat mengganggu hubungan interaksi pada system itu.
Sistem persaingan hidup di era moderen ini sungguh sangatlah keras. Proses-proses yang terjadipun cendrung mengarah ke tidak stabil lagi. Akibat utama yang ditimbukannya adalah banyaknya betebaran sampah-sampah masyarakat. Permasalahan ini kalau terus dibiarkan akan menjadi sumber kambuhnya berbagai penyakit sosial yang sangat kronis.
Sampah-sampah masyarakat ini dapat berupa : pencuri/perampok, pemabuk, pelacur, penjudian dan lainnya. Diantaranya jenis penyakit sosial yang sudah mengkronis adalah ketakutan dan keresahan dalam masyarakat. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sekarang orang sudah mehalalkan segara cara. Sehingga kita sering memdengar sebuah semboyam dalam masyarakat : dari pada kurang makan lebih baik kurang ajar. Maka tidaklah heran lagi kita lihat pelacuran sudah sampai daerah pelosok untuk menjajakan barangnya dengan berbagai tarif demii memenuhi kebutuhan hidupnya.
Begitu juga dengan pencurian semakin merajalela, baik yang mengunakan senjata benaran ataupun nekat dengan senjata mainan dan tak segan sampai menghabiskan nyawa si korban. Uang/duit adalah akar utama dari setiap permalahan ini. Orang-orang yang beruang secara sengaja ataupun tidak sengaja selalu memamerkan kelebihan yang ada padanya. Bahkan ada yang beranggapan bahwa segala sesuatu sudah dapat dihargai dengan duit, sehingga singkatan UUD sekarang sudah dipeleset menjadi Ujung-Ujungnya Duit.
Jumlah penduduk semakin hari kian bertambah begitu juga dengan kebutuhan hidup juga semakin meningkat. Namun sementara lapangan kerja terus dipersempit. Makanya banyaklah bertebar pengangguran-pengangguran yang merasa iri karena haknya telah terampas. Hingga sebagian dari mereka menggunakan akal pendek dan jalan pintas untuk meraih haknya walaupun harus menyakitkan orang lain. Dan inilah yang merupakan sumber awal lahirnya sampah masyarakat yang secepatnya harus diminimalisirkan supaya tidak menimbulkan gangguan yang lebih lanjut.
Jalan antisipasinya adalah dengan meninjau kembali jalannya sistem tersebut. Karena proses sudah tidak stabil lagi, maka sistem ini harus segera dibenahi dan perlu juga dilengkapi dengan alat pengontrol. Begitu pula untuk minimalkan dampak negatifnya maka perlu juga diadakan program recycle terhadap sampah-sampah masyarakat yang sudah terlanjut terbentuk tersebut. Sebagai alat kontrol utamanya pada sistem tersebut adalah ilmu pengatahuan, yaitu berupa pengatahuan agama dan pengatahuan duniawi.
Proses kerja sistem baru ini juga perlu dirubah, kalau pada proses lama jalannya agak bersifat mikro. Dimana pertumbuhan ekonomi rakyat pada sistem itu hanya terpusat pada suatu tempat saja. Sehingga masyarakat dengan berbagai latar belakang yang berbeda tertuju hanya ke satu tempat itu saja dengan membawa berbagai bermacam persoalan.
Untuk sistem baru ini prosesnya perlu diganti dengan sifat makro. Begitu juga pertumbuhan ekonomi rakyat harus merata keseluruh daerah. Lahan-lahan kosong akan tergarap kembali dan lapangan kerja akan semakin terbuka. Sehingga penduduk pun tidak lagi terkonsentrasi pada satu tempat. Sebagai alat pengontroI proses pada sistem, ilmu pengatahuan agama saja tidaklah cukup untuk membendung dampak dari penyakit sosial itu. Perlu juga dilengkapi ilmu pengatahuan duniawi yang dapat berupa pengatahuan sosial dan science untuk memperkaya wawasan dan menambah skill. Begitu pula dengan Ilmu pengatahuan duniawi saja tidaklah cukup juga, karena nantinya bisa melahirkan para intelektual yang tidak bermoral dan sangat berbahaya daripada sampah masyarakat lainnya. Maka sangatlah perlu dengkapi dengan ilmu pengatahuan agama yang mantap untuk membimbing nafsu dalam menentukan mana yang hak dan mana yang tidak hak.