Wednesday, July 11, 2007

SAMPAH MASYARAKAT

Sebagai manusia kita tidak bisa hidup sendiri walaupun sudah dibekalli dengan akal pikiran. Untuk meneruskan kelangsungan hidup maka terjadilah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Hubungan interaksi antar bagian ini membentuk suatu jaringan yang berupa suatu sistem. Sistem ini merupakan persaingan hidup yang berlansung sangat ketat.
Dampak yang ditimbulkan pada sistem ini sangat tergantung dari bagaimana jalannya suatu proses tersebut. Jika proses berlangsung stabil maka outputnya pun akan bagus pula, namun sebaliknya jika proses tidak stabil maka outputnya pun tidak seperti yang diharapkan dan akan berdampak negatif terhadap sistem itu. Dan dapat mengganggu hubungan interaksi pada system itu.
Sistem persaingan hidup di era moderen ini sungguh sangatlah keras. Proses-proses yang terjadipun cendrung mengarah ke tidak stabil lagi. Akibat utama yang ditimbukannya adalah banyaknya betebaran sampah-sampah masyarakat. Permasalahan ini kalau terus dibiarkan akan menjadi sumber kambuhnya berbagai penyakit sosial yang sangat kronis.
Sampah-sampah masyarakat ini dapat berupa : pencuri/perampok, pemabuk, pelacur, penjudian dan lainnya. Diantaranya jenis penyakit sosial yang sudah mengkronis adalah ketakutan dan keresahan dalam masyarakat. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sekarang orang sudah mehalalkan segara cara. Sehingga kita sering memdengar sebuah semboyam dalam masyarakat : dari pada kurang makan lebih baik kurang ajar. Maka tidaklah heran lagi kita lihat pelacuran sudah sampai daerah pelosok untuk menjajakan barangnya dengan berbagai tarif demii memenuhi kebutuhan hidupnya.
Begitu juga dengan pencurian semakin merajalela, baik yang mengunakan senjata benaran ataupun nekat dengan senjata mainan dan tak segan sampai menghabiskan nyawa si korban. Uang/duit adalah akar utama dari setiap permalahan ini. Orang-orang yang beruang secara sengaja ataupun tidak sengaja selalu memamerkan kelebihan yang ada padanya. Bahkan ada yang beranggapan bahwa segala sesuatu sudah dapat dihargai dengan duit, sehingga singkatan UUD sekarang sudah dipeleset menjadi Ujung-Ujungnya Duit.
Jumlah penduduk semakin hari kian bertambah begitu juga dengan kebutuhan hidup juga semakin meningkat. Namun sementara lapangan kerja terus dipersempit. Makanya banyaklah bertebar pengangguran-pengangguran yang merasa iri karena haknya telah terampas. Hingga sebagian dari mereka menggunakan akal pendek dan jalan pintas untuk meraih haknya walaupun harus menyakitkan orang lain. Dan inilah yang merupakan sumber awal lahirnya sampah masyarakat yang secepatnya harus diminimalisirkan supaya tidak menimbulkan gangguan yang lebih lanjut.
Jalan antisipasinya adalah dengan meninjau kembali jalannya sistem tersebut. Karena proses sudah tidak stabil lagi, maka sistem ini harus segera dibenahi dan perlu juga dilengkapi dengan alat pengontrol. Begitu pula untuk minimalkan dampak negatifnya maka perlu juga diadakan program recycle terhadap sampah-sampah masyarakat yang sudah terlanjut terbentuk tersebut. Sebagai alat kontrol utamanya pada sistem tersebut adalah ilmu pengatahuan, yaitu berupa pengatahuan agama dan pengatahuan duniawi.
Proses kerja sistem baru ini juga perlu dirubah, kalau pada proses lama jalannya agak bersifat mikro. Dimana pertumbuhan ekonomi rakyat pada sistem itu hanya terpusat pada suatu tempat saja. Sehingga masyarakat dengan berbagai latar belakang yang berbeda tertuju hanya ke satu tempat itu saja dengan membawa berbagai bermacam persoalan.
Untuk sistem baru ini prosesnya perlu diganti dengan sifat makro. Begitu juga pertumbuhan ekonomi rakyat harus merata keseluruh daerah. Lahan-lahan kosong akan tergarap kembali dan lapangan kerja akan semakin terbuka. Sehingga penduduk pun tidak lagi terkonsentrasi pada satu tempat. Sebagai alat pengontroI proses pada sistem, ilmu pengatahuan agama saja tidaklah cukup untuk membendung dampak dari penyakit sosial itu. Perlu juga dilengkapi ilmu pengatahuan duniawi yang dapat berupa pengatahuan sosial dan science untuk memperkaya wawasan dan menambah skill. Begitu pula dengan Ilmu pengatahuan duniawi saja tidaklah cukup juga, karena nantinya bisa melahirkan para intelektual yang tidak bermoral dan sangat berbahaya daripada sampah masyarakat lainnya. Maka sangatlah perlu dengkapi dengan ilmu pengatahuan agama yang mantap untuk membimbing nafsu dalam menentukan mana yang hak dan mana yang tidak hak.